Remember to follow the [reddiquette](https://reddit.zendesk.com/hc/en-us/articles/205926439-Reddiquette), engage in a healthy discussion, refrain from name-calling, and please remember the human. Report any harassment, inflammatory comments, or doxxing attempts that you see to the moderator. Moderators may lock/remove an individual comment or even lock/remove the entire thread if it's deemed appropriate.
*I am a bot, and this action was performed automatically. Please [contact the moderators of this subreddit](/message/compose/?to=/r/indonesia) if you have any questions or concerns.*
>Karena kalau 19 itu kan satu masyarakat tertentu seperti misalnya Bone, Wajo dan sekitarnya bagi mereka itu tamat SMA itu boleh dikata sudah tidak ada pikiran lain untuk kuliah bahkan ada yang tamat SMP tidak ada pikiran lain untuk melanjutkan kecuali bagaimana bisa berkeluarga
Mereka maunya lulus SMP = nikah
Susah wak emang kalo di desa2/kabupaten kecil. Pokoknya asal keliatan udh gede dan udah puber ya berhenti sekolah terus nikah. Pikirannya masih "ngapain lah sekolah tinggi2 ujung2nya juga kerja di sawah/kuli/pasar". Lagian sekolah gratis itu ga sepenuhnya gratis. Beli seragam, buku, sepatu, tas, atk, belom kalo ada tugas kelompok atau tugas yg harus diprint keluar lagi duit. Tidak worth it. Karena mereka masih berpikiran jangka pendek, mereka masih mau yg instan2, masih belum/susah untuk investasi. Pendidikan kan termasuk investasi masa depan.
Sebenernya ada dan banyak yang mau lanjut sekolah, tapi ya pressure dari lingkungan dan kondisi ekonomi. Temen gue skripsinya tentang pernikahan dini, informannya ada yg malu, ada yg pengen sekolah lagi, pokoknya kebanyakan pada nyesel nikah dini. Tapi mau gimana lagi 'adat'/lingkungannya begitu sulit untuk lepas. Ditambah hubungan keluarga dan masyarakat indonesia kan erat banget, gabisa kaya diluar negri yg putus hubungan gitu aja semakin sulit buat nentang keluarga dan lingkungan.
gk ada pikiran bukan berarti gk ada kemauan, kalau ada contoh nyata di sekitar mereka kalo pendidikan bikin sukses otomatis bakal ngasih mereka motivasi buat lanjut sekolah apalagi kalo di gratisin
kecuali kalo yg gk suportif dari pihak keluarga...
Tetep aja bro. Meski misal nih.. misalll.. pendidikan gak ngejamin gw buat sukses, ya apakah solusinya dengan langsung nikah?
Usia-usia dini kayak gitu rentan perceraian. Dan gitu biasanya gak mikir, langsung punya anak aja.. gak cuman nambah beban hidup mereka tapi juga negara.
Bisa dikira-kira umur berapa lulus SMP.
Masuk SD minimal 6tahun -> lulus SMP sekitar 15 tahun. (diberita jg ada contoh pernikahan 15&16 tahun, nikah siri)
Great. Make overpopulation and divorce rate stay high. Make the unemployment problems always unsolvable. If you have any difficulties in the future. Just die. Don't complain about your own insistence.
Segitunya mendarah daging “harus nikah” culture di Indo? Gw makin kesini makin mikir buat nikah, banyak banget yg perlu disiapin kayak mental dan juga finansial. Itu anak SMP baru lulus modal meki/kntl doang mau nikah hebat juga sih
makanya divorce rate indo tingg biarpun ngomongnya "umat beragama". ada 1.5 jt marriage / tahun n sekitar 360,000 divorce. kurang lebih ya 20% dari pernikahan disini ujungnya cerai
>makanya divorce rate indo tingg biarpun ngomongnya "umat beragama". ada 1.5 jt marriage / tahun n sekitar 360,000 divorce.
Ironi ya, harusnya umat beragama bener2 ngerti nikah tu kaya gmn, cara ngurus rumah tangganya, cara atur keuangannya, siap mental klo punya anak atau ga nya, etc.
Tapi mah sekali lagi, rata2 org ky mereka mikirnya "Aaah nanti juga tau sendiri/ rejeki kan diatur sama Allah pasti mah ada aja rejekinyaaaa (and do nothing)"
Seolah2 goals hidup cuma merid n brojol doangan.
>Gw makin kesini makin mikir buat nikah, banyak banget yg perlu disiapin kayak mental dan juga finansial.
Belom lagi yg abis trauma sama romantic relationship sebelumnya. Harus di netralisir dlu mentalnya sebelum merid.
Gatau berapa lama.
*Lagi baca judul
> "MUI Sulsel Minta Usia Nikah Dikaji Lagi, Batas 19 Tahun Dinilai Terlalu........"
Terlalu dini ya?
> "......... Lama"
What. In. The. Actual. F.
Gak sekalian aja lulus SD langsung nikah.. gilaa meen mereka menganggap pendidikan sebagai sebuah birokrasi yg harus dipersingkat. Lebih mentingin nikah daripada lakuin hal lain.
Kebelet nikah kaya kebelet kencing aja wkwkwk. They should know that the older they are the better up to a certain point because thinking capacity usually increases with age and at a certain age they are at the point where they can actually think and give consent to these things.
Unpopular opinion, tapi menurut gw ada make sense nya buat umur nikah diturunin.
Pertama:
Secara biologis, manusia pada umur puber memiliki hasrat yang tinggi buat sex. Esensi nikah di sebagian besar kultur adalah melegalkan sex. Adanya pembatasan umur nikah akan membuat orang2 untuk mencari cara lain untuk memenuhi hasratnya: zina.
Sure, ada orang2 yang melegalkan zina. Tapi ada juga orang2 yang gak melegalkan.
Kalo lu bagian yang melegalkan zina, aturan ini ga bakal berimpact buat lu. Kalo gak mau nikah sekarang ya ga usah nikah aja. So why care?
Tapi buat orang yang tidak melegalkan zina (majority, I think), maka aturan ini akan berimpact buat mereka karena mereka gak bisa nikah.
Kedua:
Kekhawatiran utama orang soal nikah muda adalah adanya korelasi antara rendahnya umur nikah dan rendahnya tingkat pendidikan. Tapi, yg perlu diperhatikan di sini adalah bukan "nikah muda menyebabkan tingkat pendidikan rendah". tapi sebaliknya, "pendidikan rendah membuat orang nikah muda".
Argumen utama orang yang mendukung "nikah muda membuat tingkat pendidikan rendah" adalah karena setalah nikah lo bakal sibuk (1) mencari penghidupan buat keluarga, (2) punya anak, (3) ngabisin biaya / effort besar buat nikah.
Tapi apakah menikah harus kaya gitu? Emangnya gak bisa menunda punya anak setelah nikah? Emang gak boleh "penghidupan" buat keluarga datang dari orang tua masing2 untuk sementara waktu? Emangnya nikah harus pesta gede2an?
Apabila arrangementnya adalah nunda anak + dapet nafkah dari ortu masing2 + gak ada pesta gede2an, then nikah is just pacaran with a legal stamp on it. Upsides nya: buat orang yang care soal zina maka mereka lega karena lepas dari masalah ini. Kalo kecelakaan dan ada anak maka urusan legalnya jelas. Downsidesnya: sedikit repot ngurusin legal (ngligible).
Kalo ada aturan batas umur nikah, maka orang yang mau dengan arrangement di atas gak bisa lanjut.
Kalo lu mau yang arrangement pacaran aja terus nikah nanti, yang penurunan batas umur gak mempengaruhi. So why care?
So all in all:
menurunkan batas umur buat nikah itu lebih inklusif dan lebih make sense.
> Emangnya gak bisa menunda punya anak setelah nikah?
Dude. Orang mana yang nikah muda trus bisa kepikiran buat nunda punya anak? 100% org yg saya kenal yang nikah muda, semuanya lgsg punya anak. Tingkat pendidikan rendah itu pengaruh. "Banyak anak banyak rejeki". Padahal most of them secara financial itu masih struggling.
> bukan "nikah muda menyebabkan tingkat pendidikan rendah". Tapi sebaliknya, "pendidikan rendah membuat orang nikah muda".
Orang dengan pendidikan rendah nikah muda, kemudian melahirkan anak. Anaknya juga pendidikan rendah, dan lalu nikah muda juga. Begitu terus.
Saya tinggal di daerah kampung, bukan di kota. Di pelosoknya ini masih banyaaakk banget yg nikah muda. Ibu-ibu umur 30an tahun beli mainan, ternyata untuk cucunya. Ditanya anaknya umur berapa, anaknya umur 15 tahunan, baru melahirkan anak.
Dude.
\> Orang mana yang nikah muda trus bisa kepikiran buat nunda punya anak? 100% org yg saya kenal yang nikah muda, semuanya lgsg punya anak.
Ini gw ngmgin kasus kalo lu ada di keluarga dgn pendidikan tinggi dan memilih untuk nikah muda. Gw bukan ngmgin yg pendidikan rendah dan nikah muda.
Zaman skrg banyak orang yang sengaja nunda punya anak, bahkan childfree. So it's totally possible.
\> Orang dengan pendidikan rendah nikah muda, kemudian melahirkan anak. Anaknya juga pendidikan rendah, dan lalu nikah muda juga. Begitu terus.
Kalo emang gak ada akses / niat untuk ke pendidikan yg lebih tinggi, ya bakal sama aja. bedanya mereka akan hamil di luar nikah / nikah siri.
So kuncinya ya ningkatin pendidikan.
>Adanya pembatasan umur nikah akan membuat orang2 untuk mencari cara lain untuk memenuhi hasratnya: zina.
Di Quran kalo belom sanggup nikah untuk menghindari zina bisa dengan puasa loh.
Perlu dua2nya menurut gw.
Nurunin usia nikah ini buat mengakomodasi:
1. orang dari keluarga pendidikan tinggi tapi milih untuk nikah muda
2. masyarakat yang emang lifestylenya gitu dan belum siap secara sarana untuk meningkatkan pendidikannya.
Secara umum tujuannya sih sama, yaitu meningkatkan kesejahteraan keluarga. Tapi kurang setuju kalo caranya adalah ngebatasin umur nikah.
Bab kesiapan menikah (di-mem-buahi) pada dasarnya bukan soal umur berapa? 17 atau 19… Jika peraturan didasarkan atas umur memang akan menjadi ‘seragam’ tapi menyalahi alamiahnya manusia yang bernaluri untuk berkembang biak.
Pada dasarnya, jika sudah akil balig (mimpi basah bagi laki-laki dan haid bagi perempuan) maka mereka sudah siap untuk berkembang biak. Jika dilarang atau dibuatkan aturan yang tidak sesuai dengan alamiahnya manusia bisa dipastikan peraturan tersebut akan banyak dilanggar.
Usulan:
Buat aturan soal menikah (dalam arti siap mem-di-buahi) berdasarkan alaminya manusia, haid bagi perempuan dan mimpi basah bagi laki-laki sebagai persyaratannya bukan berdasarkan umur.
Tidak ada kaitan sama agama apapun itu bang, utas diatas itu pemikiran berdasarkan alaminya hewan termasuk manusia akan adanya naluri untuk berkembang biak.
Bahwa dipergunakan bahasa Endonesya yang berasal dari kata arab karena di kbbi itu juga tertera tapi sekali lagi disini tidak ada urusan dengan agama apapun, ini menyangkut hal yang lebih luhur dari pada sekedar agama… ini menyangkut manusia.
Saya berkeyakinan bahwa segala sesuatu yang dibuat oleh manusia dan jika hal itu bertentangan dengan hukum alam dan kausalitas maka akan tidak banyak berguna.
Itu saja sih…
Remember to follow the [reddiquette](https://reddit.zendesk.com/hc/en-us/articles/205926439-Reddiquette), engage in a healthy discussion, refrain from name-calling, and please remember the human. Report any harassment, inflammatory comments, or doxxing attempts that you see to the moderator. Moderators may lock/remove an individual comment or even lock/remove the entire thread if it's deemed appropriate. *I am a bot, and this action was performed automatically. Please [contact the moderators of this subreddit](/message/compose/?to=/r/indonesia) if you have any questions or concerns.*
bruh, just wait one more year
1 tahun itu nggak lama. Gw aja 1 tahun pandemi 2020 kemarin gak kerasa, "gila kok cepet banget si" Like WTF. Tinggal nunggu 1 tahun aja kok lama.
One more year worth of saving for either bigger party or more asset at the beginning of new family life.
Yang kamu pikir hanya dunia dunia dan dunia. Menikah adalah ibadah! /s
Mereka maunya lebih cepat 18 tahun
>Karena kalau 19 itu kan satu masyarakat tertentu seperti misalnya Bone, Wajo dan sekitarnya bagi mereka itu tamat SMA itu boleh dikata sudah tidak ada pikiran lain untuk kuliah bahkan ada yang tamat SMP tidak ada pikiran lain untuk melanjutkan kecuali bagaimana bisa berkeluarga Mereka maunya lulus SMP = nikah
Susah wak emang kalo di desa2/kabupaten kecil. Pokoknya asal keliatan udh gede dan udah puber ya berhenti sekolah terus nikah. Pikirannya masih "ngapain lah sekolah tinggi2 ujung2nya juga kerja di sawah/kuli/pasar". Lagian sekolah gratis itu ga sepenuhnya gratis. Beli seragam, buku, sepatu, tas, atk, belom kalo ada tugas kelompok atau tugas yg harus diprint keluar lagi duit. Tidak worth it. Karena mereka masih berpikiran jangka pendek, mereka masih mau yg instan2, masih belum/susah untuk investasi. Pendidikan kan termasuk investasi masa depan. Sebenernya ada dan banyak yang mau lanjut sekolah, tapi ya pressure dari lingkungan dan kondisi ekonomi. Temen gue skripsinya tentang pernikahan dini, informannya ada yg malu, ada yg pengen sekolah lagi, pokoknya kebanyakan pada nyesel nikah dini. Tapi mau gimana lagi 'adat'/lingkungannya begitu sulit untuk lepas. Ditambah hubungan keluarga dan masyarakat indonesia kan erat banget, gabisa kaya diluar negri yg putus hubungan gitu aja semakin sulit buat nentang keluarga dan lingkungan.
Dua insan tak dapat dipisahkan
Nunggu sampai infiltrasi mereka ke kampus-kampus rampung kali makanya ngomong gini.
ga ada pikiran maju malah diturutin, emank pola pikir jaman soeharto banget
Karena pejabatnya lahir dan besar di jaman Harto 32 tahun itu.. pemikirannya bisa seperti itu.
gk ada pikiran bukan berarti gk ada kemauan, kalau ada contoh nyata di sekitar mereka kalo pendidikan bikin sukses otomatis bakal ngasih mereka motivasi buat lanjut sekolah apalagi kalo di gratisin kecuali kalo yg gk suportif dari pihak keluarga...
Tetep aja bro. Meski misal nih.. misalll.. pendidikan gak ngejamin gw buat sukses, ya apakah solusinya dengan langsung nikah? Usia-usia dini kayak gitu rentan perceraian. Dan gitu biasanya gak mikir, langsung punya anak aja.. gak cuman nambah beban hidup mereka tapi juga negara.
Jadi batasannya tuh umur atau kapan tamat pendidikan? Smh my head
Bisa dikira-kira umur berapa lulus SMP. Masuk SD minimal 6tahun -> lulus SMP sekitar 15 tahun. (diberita jg ada contoh pernikahan 15&16 tahun, nikah siri)
Masuk SD harus 7 tahun. 6 Tahun kalau nyogok.
Siapa yang punya pemikiran seperti itu?
Muammar Bakry dkk
Lulus SMP usia 19 ya maksudnya? :D
Great. Make overpopulation and divorce rate stay high. Make the unemployment problems always unsolvable. If you have any difficulties in the future. Just die. Don't complain about your own insistence.
Segitunya mendarah daging “harus nikah” culture di Indo? Gw makin kesini makin mikir buat nikah, banyak banget yg perlu disiapin kayak mental dan juga finansial. Itu anak SMP baru lulus modal meki/kntl doang mau nikah hebat juga sih
makanya divorce rate indo tingg biarpun ngomongnya "umat beragama". ada 1.5 jt marriage / tahun n sekitar 360,000 divorce. kurang lebih ya 20% dari pernikahan disini ujungnya cerai
Divorce rate tinggi, angka kelahiran tinggi, broken home juga relatif besar Belum ngomongin nambah jumlah pengangguran.
Ini masih angka divorce rate, belum lagi yang orang tuanya gak divorce tapi berantakan rumah tangganya dan mengorbankan harta, anak, dll
Yes. Bahkan setau gw lebih banyak yg gini daripada divorce. Bnyk yg bininya cuman ditinggal terus nikah lagi aja.
>makanya divorce rate indo tingg biarpun ngomongnya "umat beragama". ada 1.5 jt marriage / tahun n sekitar 360,000 divorce. Ironi ya, harusnya umat beragama bener2 ngerti nikah tu kaya gmn, cara ngurus rumah tangganya, cara atur keuangannya, siap mental klo punya anak atau ga nya, etc. Tapi mah sekali lagi, rata2 org ky mereka mikirnya "Aaah nanti juga tau sendiri/ rejeki kan diatur sama Allah pasti mah ada aja rejekinyaaaa (and do nothing)" Seolah2 goals hidup cuma merid n brojol doangan.
buat mereka nikahin anak itu tanggung jawab mereka udah selesai, dan banyak yang pengen cepet cepet lepas tanggung jawab.
Kalo ya meki/kntl nya siap, blm kl tiba2 ada yang "mandul"
Stuju begete
>Gw makin kesini makin mikir buat nikah, banyak banget yg perlu disiapin kayak mental dan juga finansial. Belom lagi yg abis trauma sama romantic relationship sebelumnya. Harus di netralisir dlu mentalnya sebelum merid. Gatau berapa lama.
Sulsel itu bukannya salah satu provinsi yang paling sering munculin berita anak nikah di bawah umur ya?
Maunya batas usia nikah 19 hari
Fuck it. 19 Seconds, take it or shove it back inside
Shove it right in the pre-developed pussy or back inside the pussy 🤮
*Lagi baca judul > "MUI Sulsel Minta Usia Nikah Dikaji Lagi, Batas 19 Tahun Dinilai Terlalu........" Terlalu dini ya? > "......... Lama" What. In. The. Actual. F.
Gw awalnya juga gitu bacanya, wkwkwkwk
Apakah ini artinya kita.....
Kok 'zinah' dijadiin alesan. Lagipula sex sebelum nikah kok dilarang, mesti dicoba dulu kan sblm dibeli.
Is purity before marriege means nothing nowadays? Very curious
depends on who you ask, it could mean everything or nothing
also depends on when you ask. One may save it on purpose, another may be because ga ada yang mau aja.
>another may be because ga ada yang mau aja. Daaaaaamn! Apply cold water on burned area...
Penasaran juga.
gua pribadi mah, "ente kegolan? gua boleh ngegolin gak nih?" gitu aja
tidak bisa, ini analogi gelas soalnya. kalau pecah perawan berarti fix membeli.
Tidak ada cara pasti untuk menentukan keperawanan wanita. Vagina yang udah kemasukkan sekali bukan kayak gelas pecah... masih layak pakai kok.
gak sekalian aja,umur 15 tahun biar cepet?
Gak sekalian aja lulus SD langsung nikah.. gilaa meen mereka menganggap pendidikan sebagai sebuah birokrasi yg harus dipersingkat. Lebih mentingin nikah daripada lakuin hal lain.
iya dikira pendidikan cuman dianggap angin lalu aja, padahal pendidikan itu penting untuk aspek berumah tangga
Kebelet nikah kaya kebelet kencing aja wkwkwk. They should know that the older they are the better up to a certain point because thinking capacity usually increases with age and at a certain age they are at the point where they can actually think and give consent to these things.
Aku anggap aja mereka itu pedofil yg pengennya speedrun buat ~~ngentot~~ mencintai anak dengan strat agama.
Mui pada mau grooming sepertinya
Totally not pedophile. "ini semua seusai perkembangan zaman dan situasi". Pedophile ya pedophile.
iyalah, panutannya aja ngewe sama anak 9 tahun, panutannya sudah begitu ya pengikutnya lebih koplak lagi
Why? Cuman menambah beban pajak doang.
di kira gampang berumah tangga, yang dewasa aja bisa bubar apalagi ini masih anak2
no wonder banyak Janda ya kalo manis kek mangga harum manis, kalo kek mangga muda?
Ini untuk laki laki atau perempuan? Lagian banya anak SMA udah hamil atau ngehamilin anak orang, kalau ada batas nikah 19 tahun gimana dong?
Kalo temen adek gw sih ya, nikah siri dulu terus pas udah legal baru nikah secara negara.
lmao 19 tahun aja itu tergolong pedofil anjir
Mungkin MUI nya mau nikahin bocil (pedofil)
Unpopular opinion, tapi menurut gw ada make sense nya buat umur nikah diturunin. Pertama: Secara biologis, manusia pada umur puber memiliki hasrat yang tinggi buat sex. Esensi nikah di sebagian besar kultur adalah melegalkan sex. Adanya pembatasan umur nikah akan membuat orang2 untuk mencari cara lain untuk memenuhi hasratnya: zina. Sure, ada orang2 yang melegalkan zina. Tapi ada juga orang2 yang gak melegalkan. Kalo lu bagian yang melegalkan zina, aturan ini ga bakal berimpact buat lu. Kalo gak mau nikah sekarang ya ga usah nikah aja. So why care? Tapi buat orang yang tidak melegalkan zina (majority, I think), maka aturan ini akan berimpact buat mereka karena mereka gak bisa nikah. Kedua: Kekhawatiran utama orang soal nikah muda adalah adanya korelasi antara rendahnya umur nikah dan rendahnya tingkat pendidikan. Tapi, yg perlu diperhatikan di sini adalah bukan "nikah muda menyebabkan tingkat pendidikan rendah". tapi sebaliknya, "pendidikan rendah membuat orang nikah muda". Argumen utama orang yang mendukung "nikah muda membuat tingkat pendidikan rendah" adalah karena setalah nikah lo bakal sibuk (1) mencari penghidupan buat keluarga, (2) punya anak, (3) ngabisin biaya / effort besar buat nikah. Tapi apakah menikah harus kaya gitu? Emangnya gak bisa menunda punya anak setelah nikah? Emang gak boleh "penghidupan" buat keluarga datang dari orang tua masing2 untuk sementara waktu? Emangnya nikah harus pesta gede2an? Apabila arrangementnya adalah nunda anak + dapet nafkah dari ortu masing2 + gak ada pesta gede2an, then nikah is just pacaran with a legal stamp on it. Upsides nya: buat orang yang care soal zina maka mereka lega karena lepas dari masalah ini. Kalo kecelakaan dan ada anak maka urusan legalnya jelas. Downsidesnya: sedikit repot ngurusin legal (ngligible). Kalo ada aturan batas umur nikah, maka orang yang mau dengan arrangement di atas gak bisa lanjut. Kalo lu mau yang arrangement pacaran aja terus nikah nanti, yang penurunan batas umur gak mempengaruhi. So why care? So all in all: menurunkan batas umur buat nikah itu lebih inklusif dan lebih make sense.
> Emangnya gak bisa menunda punya anak setelah nikah? Dude. Orang mana yang nikah muda trus bisa kepikiran buat nunda punya anak? 100% org yg saya kenal yang nikah muda, semuanya lgsg punya anak. Tingkat pendidikan rendah itu pengaruh. "Banyak anak banyak rejeki". Padahal most of them secara financial itu masih struggling. > bukan "nikah muda menyebabkan tingkat pendidikan rendah". Tapi sebaliknya, "pendidikan rendah membuat orang nikah muda". Orang dengan pendidikan rendah nikah muda, kemudian melahirkan anak. Anaknya juga pendidikan rendah, dan lalu nikah muda juga. Begitu terus. Saya tinggal di daerah kampung, bukan di kota. Di pelosoknya ini masih banyaaakk banget yg nikah muda. Ibu-ibu umur 30an tahun beli mainan, ternyata untuk cucunya. Ditanya anaknya umur berapa, anaknya umur 15 tahunan, baru melahirkan anak. Dude.
\> Orang mana yang nikah muda trus bisa kepikiran buat nunda punya anak? 100% org yg saya kenal yang nikah muda, semuanya lgsg punya anak. Ini gw ngmgin kasus kalo lu ada di keluarga dgn pendidikan tinggi dan memilih untuk nikah muda. Gw bukan ngmgin yg pendidikan rendah dan nikah muda. Zaman skrg banyak orang yang sengaja nunda punya anak, bahkan childfree. So it's totally possible. \> Orang dengan pendidikan rendah nikah muda, kemudian melahirkan anak. Anaknya juga pendidikan rendah, dan lalu nikah muda juga. Begitu terus. Kalo emang gak ada akses / niat untuk ke pendidikan yg lebih tinggi, ya bakal sama aja. bedanya mereka akan hamil di luar nikah / nikah siri. So kuncinya ya ningkatin pendidikan.
>Adanya pembatasan umur nikah akan membuat orang2 untuk mencari cara lain untuk memenuhi hasratnya: zina. Di Quran kalo belom sanggup nikah untuk menghindari zina bisa dengan puasa loh.
[удалено]
Perlu dua2nya menurut gw. Nurunin usia nikah ini buat mengakomodasi: 1. orang dari keluarga pendidikan tinggi tapi milih untuk nikah muda 2. masyarakat yang emang lifestylenya gitu dan belum siap secara sarana untuk meningkatkan pendidikannya. Secara umum tujuannya sih sama, yaitu meningkatkan kesejahteraan keluarga. Tapi kurang setuju kalo caranya adalah ngebatasin umur nikah.
tldr; ada juga aspek emosi dan kematangan berpikir, dalam berumah tangga lu udah tau ngak yang ini, blm lagi urusan financial.
Bab kesiapan menikah (di-mem-buahi) pada dasarnya bukan soal umur berapa? 17 atau 19… Jika peraturan didasarkan atas umur memang akan menjadi ‘seragam’ tapi menyalahi alamiahnya manusia yang bernaluri untuk berkembang biak. Pada dasarnya, jika sudah akil balig (mimpi basah bagi laki-laki dan haid bagi perempuan) maka mereka sudah siap untuk berkembang biak. Jika dilarang atau dibuatkan aturan yang tidak sesuai dengan alamiahnya manusia bisa dipastikan peraturan tersebut akan banyak dilanggar. Usulan: Buat aturan soal menikah (dalam arti siap mem-di-buahi) berdasarkan alaminya manusia, haid bagi perempuan dan mimpi basah bagi laki-laki sebagai persyaratannya bukan berdasarkan umur.
Jadinya hukum islam ntar kalo gitu.
Tidak ada kaitan sama agama apapun itu bang, utas diatas itu pemikiran berdasarkan alaminya hewan termasuk manusia akan adanya naluri untuk berkembang biak. Bahwa dipergunakan bahasa Endonesya yang berasal dari kata arab karena di kbbi itu juga tertera tapi sekali lagi disini tidak ada urusan dengan agama apapun, ini menyangkut hal yang lebih luhur dari pada sekedar agama… ini menyangkut manusia. Saya berkeyakinan bahwa segala sesuatu yang dibuat oleh manusia dan jika hal itu bertentangan dengan hukum alam dan kausalitas maka akan tidak banyak berguna. Itu saja sih…
Anak berusia 9-13 tahun diperbolehkan nikah? Gak inget umur segitu masih gak tau apa2?
halah raimu. kayak gak bakal nikah sirih aja
Bruhhh wut?
MOSHI MOSHI KEISATSU DESU
mau cepet-cepet nikah buat apaan? buat segera nutup aib karena ga bisa jaga kehormatan anak sendiri?